Minggu, 08 Januari 2012

GUNUNG CIREMAI

Ketika teman-teman ku merayakan malam tahun baru 2012 ditempat-tempat hiburan seperti monas, ancol dan tempat-tempat meriah lainnya. Aku malah merayakan tahun baru dengan mendaki Gunung Ciremai bersama seorang temanku yang bernama Kiki.

Saya rasa mendaki gunung dimalam tahun baru adalah kegiatan yang tidak lazim (hanya kalangan tertentu). Soalnya gunung sangat jauh dari keramaian dan hingar bingar euforia tahun baruan. 

Ketika kebanyakan orang sedang berpesta kembang api, saya beserta teman saya malah membelah kesunyian hutan dalam melintasi track-track jalan setapak menuju puncak gunung ciremai.

Sebelum mendaki gunung ciremai kami transit satu malam diperkampungan ahmadiyah didesa manislor untuk beristirahat dan “aklimatisasi” kebetulan ditempat ini saya banyak dikenali, walaupun saya terkadang tidak begitu mengenal mereka hehee.. (sok artis).
 
Barulah pada pagi hari keesokan harinya kami bergegas menuju gunug ciremai melalui pintu masuk linggar jati (pos pendaftaran). Tapi sebelum berangkat kami diberi ransum/logistic untuk perbekalan diperjalanan. Itulah manfaatnya banyak dikenal orang hehe.. *modus*

Gunung yang memiliki ketinggian 3.078 m di atas permukaan laut ini memang memiliki pesona pemandangan yang luar biasa. Namun perjalanan menuju puncaknya membutuhkan perjuangan yang sangat berat. 

Bayangkan saja, kami mendaki dari jam 10 pagi baru tiba dipuncaknya jam 11 siang keesokan harinya. Karena medan yang sangat berat kami terpaksa mendirikan tenda di tengah hutan.

Dari 3 pos pintu masuk pendakian kami mengambil jalur linggar jati yang dikenal sangat extreme tracknya. Jadi ini adalah resiko jika kami mengalami “kesengsaraan-kesengsaraan”. Tantangan bukan hanya dari tracknya saja yang extreme, tapi juga cuaca yang kurang bersahabat. Kamipun dalam perjalanan dihadang badai dan kabut yang sangat tebal sehingga jarak pandang hanya 10 meter saja oleh karena itulah kami putuskan untuk mendirikan tenda di tengah hutan.

Namun demikian, segala aral dan rintangan tersebut tak menyurutkan hati dan semangat kami untuk menaklukan puncak gunung ciremai. Selangkah demi selangkah akhirnya langkah kaki kami sampai juga dipuncak gunung tertinggi dijawa barat itu. Setibanya dipuncak kami bersujud syukur, karena sudah berhasil mencapai puncak dengan selamat.

Dari puncak, kami bisa melihat kawah gunung yang masih aktif serta pemandangan-pemandangan alam yang eksotik. Dari atas puncak juga terlihat kota-kota dan lautan yang luas dipesisir kota Cirebon. Kami merasakan sedang berada dinegeri diatas awan dan seraya berteriak “akulah orang tertinggi dijawa barat saat ini”.

Akhirnya setelah puas menikmati pemandangan dan narsis-narsisan di puncak gunung, maka kami putuskan untuk turun gunung. Dan Alhamdulilahnya setibanya dikaki gunung kami sudah dijemput oleh teman dari manislor yang memaksa kami untuk beristirahat didesanya. Jelas saja saya tidak menolaknya hahaa..*modus lagi*.

Teman manislorku itu adalah Kang Toto Juanda yang kebetulan juga anak pencinta alam “Jaga Buana” komunitas Pencinta Alam Pemuda Ahmadiyah Desa Manislor. Dimanislor kami disservice lagi oleh teman-teman disana. Sudah tidur dikasur empuk, dapat makan gratis lagi hahaha..

Akhirnya setelah bermalam keesokan harinya kami kembali ke Jakarta tentunya dengan membawa pengalaman-pengalaman seru yang mungkin gak akan pernah kami lupakan. Selamat tinggal Ciremai, selamat tinggal Manislor…suatu saat aku akan kembali lagi…




Tidak ada komentar:

Posting Komentar