Kamis, 24 September 2009, aku beserta kawan-kawan pencinta alam melakukan pendakian gunung salak yang terletak di Jawa Barat. Tim kami yang awalnya beranggotakan 15 orang ini menjadi bertambah 17 orang setelah 2 orang pendaki wanita ikut bergabung untuk melakukan pendakian bersama. Tim kami mengawali pendakian dari pintu masuk Cidahu.
Mengawali start pendakian adalah sekitar pukul 5.30 sore, dengan kata lain, kami mengambil waktu malam hari untuk melakukan pendakian. Mengambil waktu pendakian pada malam hari tentunya memiliki tantangan tersendiri. Kegelapan malam, dinginnya udara dan binatang buas adalah beberapa contoh kecil tantangan yang harus kami hadapi.
Selama dalam perjalanan, kami di guyur oleh hujan yang cukup lebat. Satu persatu anggota tim mengeluarkan “ponco” (jas hujan) untuk menghindari basah. Namun demikian hal itu hanya sedikt saja membantu penderitaan kami. Rasa dingin, lelah dan lapar tetap saja mengiringi kami. Dan rasanya ingin sekali lekas tiba di sebuah “shalter” untuk mendirikan tenda.
Akhirnya sekitar pukul 9.30 malam, kami tiba di alun-alun kawah ratu. Dan tanpa membuang banyak waktu lagi, kami segera mendirikan tenda untuk beristirahat. Kesempatan ini juga dimanfaatkan untuk mengganti pakaian-pakaian yang telah basah akibat guyuran hujan selama di perjalanan. Dan sebagaian kawan yang lain menyalakan kompor untuk mengganjal perut kami yang sedang keroncongan. Mie instant dan minuman hangat (kopi, susu, teh) rasanya cukup membantu mengatasi masalah perut kami.
Dan pada pagi harinya, kami masih harus melanjutkan pendakian ke puncak gunung salak. Nah, inilah yang menjadi tantangan sesungguhnya bagi kami. Mengapa tidak, karena track menuju puncak di kenal tidak terlalu bersahabat bagi para pendaki. Lumpur sedalam mata kaki, akar, duri dan pacet (lintah) adalah tantangan yang harus dihadapi bagi kami. Tidak hanya itu, kami juga harus menaklukan tanjakan dengan kemiringan hampir 90 derajat yang harus menggunakan tali.
Dengan penuh semangat yang tinggi, akhirnya segala tantangan dan rintangan dapat kami lalui dan seluruh tim dapat mencapai puncak gunung salak. Sujud syukur pun kami lakukan seraya mengagumi karya sang Pencipta yang begitu indah.
Sekitar satu jam lamanya berada di puncak gunung salak, akhirnya kami putuskan untuk turun. Perjalanan turun adalah sebuah tantangan tersendiri. Disebabkan fisik yang sudah lelah dan perbekalan yang terbatas, banyak kawan kami yang “ngedrop”. Keputusasaan mulai mengiringi langkah kami. Banyak alas kaki yang jebol akibat endapan lumpur yang extra tebal. Ditambah hari yang semakin gelap menyebabkan langkah perjalan turun kami begitu terganggu.
Dengan tenang dan penuh rasa kesabaran tak lupa diiringi doa, akhirnya kami berhasil tiba di bawah dengan kondisi selamat. Kawan-kawan pun merasa bangga terhadap apa yang baru saja kami lakukan yaitu menaklukan gunung salak yang dikenal memiliki medan yang cukup extreme. Pendakian ini membawa pengalaman baru bagi kami bagaimana alam itu memiliki kekuatan dan pesona yang sungguh luar biasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar