Minggu, 10 Januari 2010

Silaturahmi dengan komunitas Budha

Jumat, 8 Januari 2010, saya beserta kawan-kawan dari Forum Kajian Perbandingan Agama dari Mahasiswa JAMAI melakukan kunjungan silaturahmi ke komunitas Budha di Vihara sunter, Jakarta Utara. Di samping silaturahmi, kami juga melakukan berbagai dialog tentang ajaran Budha.

Kedatangan kami diterima baik oleh Banthe Adiratano (Ustadnya Budha). Memang pertemuan ini sedikit surprise, karena baru pertama kalinya ada kaum muslim yang bersedia berdialog dengan kami “ujar Banthe”. Pertemuan ini berlangsung cukup hangat dan penuh keakraban.

Banthe pun mempersilahkan kami untuk bertanya apa saja perihal ajaran Budha. Dan kami pun tidak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk bertanya banyak hal mengenai ajaran Budha.

Satu-persatu pertanyaan dari kami dijawab secara komprehensip dan memuaskan. Pertanyaan kami berkisar pada masalah-masalah yang serius sampai pada masalah-masalah yang sedikit ringan. Seperti asal-muasal nama Budha?, bagaimana konsep ketuhanan dalam ajaran Budha?, alasan mengapa Bhiksu tidak menikah? Dll.

Banthe menegaskan, ‘sang Budha yang bernama Shidarta Gautama merupakan seorang guru yang pada waktu itu banyak sekali memberikan pencerahan-pencerahan terhadap umat manusia (daerah India)’ sehingga sampai saat ini sosoknya sangat dihormati. Adapun patung-patung yang dibuat di Vihara tak lebih hanya sebagai symbol saja. (perlu diketahui umat Budha tidak menyembah Patung). “cetusnya”.

Sebagian kalangan menilai bahwa, Budha itu merupakan seorang penganut Atheis. Namun hal itu di jawab oleh sang Banthe bahwa Budha itu memilik konsep ketuhanan yang berbeda dengan agama lain. (jadi penilaian atheis adalah tidak benar).

Setelah asyik berdialog panjang, kemudian kami di ajak berkeliling vihara untuk melihat symbol-symbol (patung, arca, stupa, naga dll). Ternyata dalam penjelasan Banthe semua symbol-symbol tersebut memiliki makna tertentu (banyak symbol-symbol Budha yang mengandung unsur filosofis).

Setelah sekitar 3 jam lamanya kami berdialog, kami pun pamitan untuk pulang dan shalat jumat. Tak disangka Banthe pun memberikan kami beberapa oleh-oleh yang cukup berharga, yakni mengenai buku-buku dan VCD tentang ajaran Budha.

Hal penting yang bisa kita garis bawahi dari pertemuan ini adalah bahwa perbedaan itu bukanlah suatu halangan dan rintangan untuk kita saling bergaul dan bersilaturahmi antarumat beragama. Sesungguhnya agama-agama itu mengandung banyak sekali persamaan satu sama lainnya. Budha mengajarkan welas asih, Nabi Muhammad pun mengajarkan berbuat baik terhadap sesama umat manusia.

So..kita yang berada di bumi Indonesia yang kaya akan ke beragaman (agama, ras, budaya, dll) haruslah mensyukuri anugrah yang telah di berikan kepada kita oleh Tuhan. Sesungguhnya keberagaman itu adalah sebuah modal besar bagi kita untuk membangun bangsa Indonesia.

Untuk itu marilah kita jaga toleransi dan kerukunan antarumat beragama. Tidak ada lagi kekerasan atas nama agama dan dalam bentuk apapun. Stop saling kafir-mengkafirkan dan sesat-menyesatkan. Karena sesungghnya hanya Tuhan lah yang tahu siapa umatnya yang sesat dan tidak sesat. (wah..kok gw jadi ceramah ya..?).

Udah dulu ya ceritanya….moga-moga bermanfaat deh bagi yang baca nya. Wassalam.



  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar